google BUZZ

Rabu, 16 Juni 2010

JENIS-JENIS KALIMAT

1. KALIMAT BERKLAUSA DAN KALIMAT TAK BERKLAUSA
Setiap kalimat terdiri dari dua unsur. Unsur yang pertama berupa intonasi, dan yang kedua, sebagian besar berupa klausa, tapi ada juga yang berupa bukan klausa. Berdasarkan unsurnya, kalimat dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kalimat berklausa dan kalimat tak berklausa. Klausa dalam hal ini dijelaskan sebagai satuan gramatik yang terdiri dari P, disertai S, O, Pel, dan Ket atau tidak.

# Kalimat berklausa adalah kalimat yang disamping unsur intonasi, terdiri dari satuan berupa klausa. Contoh: Bapak saya memasak di dapur.
S P Ket
Pada kalimat di atas di samping unsur intonasi, kalimat tersebut terdiri dari klausa Bapak saya memasak di dapur
Di samping intonasinya, kalimat berklausa ada yang terdiri dari satu klausa, dan ada yang terdiri dari dua klausa atau lebih. Kalimat yang terdiri dari satu klausa di sini disebut kalimat sederhana, sedangkan kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih disebut kalimat luas.
Contoh kalimat sederhana: Paman menyimpan uang di tas.
Contoh kalimat luas: Ia membeli buku itu akan tetapi ia tidak membacanya.
Klausa I Klausa II

Ditinjau dari sudut jumlah klausanya
1. Kalimat tunggal. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa.
kalimat tunggal berdasarkan kategori predikatnya terdiri atas :
a. Kalimat berpredikat verbal
kalimat berpredikat verbal berdasarkan kemungkinan kehadiran nomina atau frasa nominal objeknya terdiri atas:
-Kalimat taktransitif. Adalah kalimat yang tak berobjek dan berpelengkap, jadi hanya memiliki dua unsur fungsi wajib, yakni subjek dan predikat.
-Kalimat ekatransitif. Adalah kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap, jadi mempunyai tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat, dan objek.
-Kalimat dwitransitif. Adalah kalimat yang berobjek dan berpelengkap, jadi mempunyai empat unsur wajib, yakni subjek, predikat, objek, dan pelengkap..

Kalimat berpredikat verbal berdasarkan subjeknya terdiri atas:
kalimat aktif
kalimat pasif

b. Kalimat berpredikat adjektival. Kalimat berpredikat adjektival adalah kalimat yang predikatnya berupa adjektival/kata sifat atau frasa adjektival.
Contoh: Temanku sangat malas.
c. Kalimat berpredikat nominal. Kalimat berpredikat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa nomina (termasuk pronomina) atau frasa nominal.
Contoh: Dialah sahabat saya.
d. Kalimat berpredikat numeral. Kalimat berpredikat numeral adalah kalimat yang predikatnya berupa numeral atau frasa numeral.
Contoh: Adiknya dua orang.
e. Kalimat berpredikat frasa preposisional. Kalimat berpredikat frasa preposisional adalah kalimat yang predikatnya berupa frasa preposisional.
Contoh: Dosenku di dalam kelas.

2. Kalimat majemuk. Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu klusa.
a. Kalimat majemuk setara/koordinatif. Adalah kalimat majemuk yang klausa-klausanya memiliki status yang sama, yang setara., atau yang sederajat. Contoh: Dia makan dan tidur di rumah saya.
b. Kalimat majemuk bertingkat/subordirnatif. Adalah kalimat majemuk yang hubungan antara klausa-klausanya tidak setara atau sederajat. Contoh: Ayah bermain bulutangkis ketika saya makan.

# Kalimat tak berklausa ialah kalimat yang di samping unsur intonasi tidak terdiri dari klausa. Misalnya: 1. Selamat malam!
2. Dari kampus.
Pada kalimat Selamat malam! Jelas merupakan kalimat tak berklausa karena satuan-satuan tersebut, di samping intonasinya, tidak merupakan klausa.
Pada kalimat Dari kampus., di samping intonasi, mungkin terdiri dari bukan klausa, mungkin pula terdiri dari klausa. Jika kalimat 2 itu merupakan jawaban dari pertanyaan Kamu datang dari mana?, maka kalimat tersebut tidak terdiri dari klausa sebab kalimat itu lengkapnya berbunyi Saya datang dari kampus. Jadi Dari kampus merupakan frase yang menduduki fungsi KET; tapi jika merupakan jawaban dari pertanyaan Saudara dari mana?, maka terdiri dari klausa sebab lengkapnya berbunyi Saya dari kampus. Jadi, Dari kampus merupakan frase yang menduduki fungsi Pribadi, dan dengan demikian merupakan klausa.


2. KALIMAT BERITA, KALIMAT TANYA, DAN SURUH
Berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, kalimat dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu kalimat berita, kalimat tanya, dan suruh.
Tata bahasa tradisional telah membedakan empat macam tipe kalimat berdasarkan fungsinya seperti pernyataan atau berita (statement), tanya (question), seru (exclamation), dan perintah (command).

Kalimat Berita
Pada umumnya kalimat berita berfungsi untuk memberitahukan sesuatu kepada orang lain hingga tanggapan yang diharapkan hanyalah berupa perhatian dari lawan bicara. Contoh: Saya sedang membaca komik.

Kalimat Tanya
Kalimat tanya pada umumnya berfungsi untuk menanyakan sesuatu. Pola intonasi berita bernada akhir turun, sedangkan pola intonasi tanya bernada akhir naik. Contoh: - Dia sedang tidur?
- Sekarangkah Yoga akan pulang?
Kalimat tanya di atas disebut kalimat tanya ya—tidak karena hanya memerlukan jawaban ya atau tidak. Di samping itu, terdapat kalimat tanya yang memerlukan jawaban yang memberi penjelasan. Kalimat tanya golongan ini ditandai oleh adanya kata tanya seperti apa, siapa, mengapa, kenapa, bagaimana, mana, bilamana, kapan, bila, dan berapa.
Kalimat Suruh
Kalimat suruh mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari orang yang diajak berbicara.


3. Ditinjau dari Kelengkapan unsurnya, kalimat dibagi atas
a. kalimat lengkap atau kalimat major. Adalah kalimat yang memiliki unsur wajib berupa subjek dan predikat.

b. kalimat taklengkap atau kalimat minor. Adalah salah satu bentuk kalimat yang hanya mengisi satu gatra dan berintonasi final. Kalimat minor muncul sebagai lanjutan satu kalimat penuh. Kalimat minor pun muncul sebagai akibat pengisian suatu wacana.
Pada umumnya orang membedakan kalimat minor tak berstruktur dan kalimat minor berstruktur.
Kalimat minor tak berstruktur
kalimat minor tak berstruktur muncul sebagai wacana yang ditentukan oleh situasi.
1. kalimat minor penggilan  Egi!
Pak Lurah!
2. kalimat minor seru  Aduh!
Ayo!
3. kalimat minor judul  Aku
Teori Pengkajian Fiksi
4. kalimat minor semboyan  Merdeka atau Mati
Bhineka Tunggal Ika
5. kalimat minor salam  Selamat siang!
Selamat datang!

Kalimat minor berstruktur
Kalimat minor berstruktur adalah kalimat yang muncul sebagai pelengkap atau penyempurnaan kalimat utuh atau klausa sebelumnya dalam wacana
1. kalimat minor elips
kalimat minor elips mengisi satu tagmen secara utuh yang diturunkan dari sebuah klausa tunggal
contoh: (Ayah menyelesaikan pekerjaannya di kantor.) Lalu pulang.

kalimat minor elips ini pun dapat dimasukkan pula kalimat minor penggalan
contoh: (Yoga sudah datang?) Sudah.

2. kalimat minor urutan
kalimat minor urutan mengandung struktur klausa, tetapi ia berciri lanjutan dari klausa di depan. kalimat minor urutan merupakan penurunan dari klausa setara.
Contoh: Akan tetapi saya kurang setuju.
Jadi, kita pun tahu.
kalimat minor urutan dapat dicirikan dengan partikel apalagi, jadi, tambahan, pula, juga.


3. kalimat minor marginal
kalimat minor marginal adalah sebuah kalimat dengan struktur klausa subordinatif. Ia diturunkan dari kalimat dengan klausa subordinatif.
Contoh: (MerekA belum tentu datang.) Karena hari hujan.

4. Menurut retorikanya, atau Ditinjau dari Susunan subjek dan predikatnya, kalimat dibagi atas:
a. kalimat biasa. Adalah kalimat yang urutannya sesuai dengan pola yang biasa berlaku, yakni S-P.
b. kalimat inversi. Adalah kalimat yang urutannya terbalik, yakni P-S.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

wibiya widget

persahabatan

persahabatan
sahabat adalah orang yang menerima segala kelebihan dan kesederhanaan kita